Selamat datang di



blog saya. Ini adalah



sekedar



menyalurkan hobi



saya untuk menulis

Kamis, 18 Oktober 2012

“22. Musa menyuruh orang Israel berangkat dari laut Tiberau, lalu mereka pergi ke padang gurun Syur; tiga hari lamanya mereka berjalan di padang gurun itu dengan tidak mendapat air. 23. Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dimanai orang tempat itu Mara. 24. Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata
mereka: “Apakah yang akan kami minum?”. 25.Musa berseru-seru kepada Tuhan, dan Tuhan menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis. Di sanalah diberikan Tuhan ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada mereka dan disanalah Tuhan mencoba mereka.

26. Firman-Nya: “Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit manapun, yang telah kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku Tuhanlah yang menyembuhkan engkau”. 27. Sesudah itu sampailah mereka di Elim; disana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di sana di tepi air itu.” Keluaran 15: 22-27

Kisah keluarnya bangsa Israel dari tanah Mesir, dapat menggambarkan kepada kita tentang bagaimana perjalanan kehidupan orang percaya yang harus melewati banyak tantangan untuk melihat dan menerima berkat dari Tuhan. Setiap orang percaya harus mampu menghadapi semua tantangan dalam kehidupannya. Bangsa Israel ini telah menyeberangi laut Tiberau yang dibawah pimpinan oleh Musa dengan penyertaan Tuhan.

Tatkala Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka terbelahlah air laut itu. Merekapun berjalan di tengah-tengah laut di tempat kering, sementara itu orang mesir dengan kereta kudanyapun menyusul mereka sampai ke tengah laut , tetapi setelah bangsa Israel selesai menyeberang, Musapun mengulurkan tangannnya kembali keatas laut itu maka berbaliklah segera air laut dan lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun.

Mereka melintasi laut Tiberau dengan selamat, suatu tantangan telah dapat mereka lewati. Sungguh merupakan suatu kemenangan dan sukacita besar bagi mereka. Setelah itu, mereka harus meneruskan perjalanannya dengan menghadapi tantangan lain, yang akan kita lihat berikut ini.

Bangsa Israel banyak mengalami peristiwa-peristiwa, dan menghadapi berbagai tantangan dalam perjalanannya untuk mencapai tanah perjanjian, yaitu Tanah Kanan. Dari bacaan firman Tuhan di atas, tentang di Mara dan di Elim, kita dapat belajar, setidaknya ada empat perkara penting, yakni tantangan yang harus mereka hadapi untuk menerima berkat Tuhan:

.
1. Hidup Yang Penuh Teka-Teki

Setelah melewati kemenangan besar itu, dengan berhasil menyeberangi laut Tiberau, bangsa Israel diperhadapkan kepada masalah lain lagi yaitu, kelelahan dan kehausan. Tidak ada perjalanan yang mulus dan bebas hambatan, namun demikian Tuhan selalu hadir menyertai untuk memberikan pertolongan. Tiga hari lamanya mereka telah berjalan di padang gurun Syur itu dengan tidak mendapat air, ayat 22. Dengan letih mereka harus melewati padang gurun tersebut.

Tuhan mau mengajarkan kepada bangsa ini, bahwa sekalipun mereka harus melintasi padang gurun, mereka tetap dilindungi dan disertai oleh Tuhan. Tuhan inginkan agar mereka tetap percaya, sebab Tuhan yang menuntun perjalanan mereka melalui Musa. Tuhan sedang melatih mereka untuk tetap percaya dan mengandalkan Tuhan, karena padang gurun itu bukanlah tujuan akhir, tetapi melalui padang gurun, mereka harus melihat bagaimana penyertaan Tuhan yang sempurna itu. Manusia terbatas, tetapi kuasa Allah tidak terbatas.

Hidup ini penuh dengan teka-teki, maksudnya adalah sesuatu yang tidak dapat kita duga, diprediksi atau yang tidak dapat kita sangka-sangka sebelumnya. Kita tidak dapat pastikan bahwa segala sesuatu itu akan berjalan dengan lancar-lancar saja dan baik, seperti yang kita bayangkan atau harapkan. Hari ini kita boleh tertawa, tetapi siapa tahu kalau besok kita bisa menangis, dan sebaliknya. Hari ini kita beruntung, besok bisa saja kita rugi. Hari ini kita senang karena telah ditolong seorang teman, tetapi besok siapa yang tahu kalau teman juga bisa menipu kita, dan mengecewakan kita.

Dalam perjalanan hidup, kitapun kadang-kadang harus melewati yang namanya padang gurun. Namun semua keadaan itu, jangan membuat kita mudah kecewa dan putus asa, tetapi sebaliknya, jadikanlah semua pengalaman hidup kita entahkah itu baik atau buruk, untuk membuat iman kita mejadi semakin kuat dan bertumbuh dewasa. Sehingga dalam melewati semua keadaan, kitapun akhirnya dapat berkata “Kalau bukan Tuhan yang menolong, saya tidak akan dapat berjalan”.

Melalui setiap kesulitan yang telah kita alami, akan membuat kita dapat menjadi saksi bagi Tuhan. Masa sukar, masa sulit, masa yang kurang menyenangkan dapat saja selalu terjadi dalam hidup kita, dan itulah ujian-ujian bagi kita untuk menjadi lebih baik lagi.

“Karena Ia tahu jalan hidupku, seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas” Ayb 23:10
“Sesungguhnya Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan” Yes 48:10

Tatkala kita diuji dan masuk dalam ‘dapur kesengsaraan’ itu memang tidak enak, tidak nyaman. Tetapi justru disitulah kita harus ingat kepada Tuhan, tetap mengandalkan Dia, bahwa hanya Dia yang sanggup menolong kita. Di dalam segala kesulitan yang kita hadapi, anggaplah itu suatu didikan Tuhan bagi kita, Dia mau memurnikan kita, untuk menjadikan kita lebih baik lagi. Hendaklah kita selalu lulus dalam mengikuti ujian-ujian kehidupan ini, untuk dibawa ke tingkat yang lebih tinggi lagi, kepada pengalaman yang baru dan kepada berkat Tuhan yang baru lagi.

.
2.Tantangan Merubah Yang Pahit Menjadi Manis

Pahit adalah suatu rasa yang tidak sedap, seperti rasa empedu, tidak menyenangkan hati, menyedihkan, sebuah gambaran kesukaran dan kesusahan. Sedangkan manis adalah suatu rasa yang enak, seperti gula, madu. Manis itu menyenangkan dan indah. Tantangan orang percaya adalah merubah yang pahit menjadi manis, bukan menghindar atau lari dari kepahitan, tetapi harus mampu untuk merubahnya.

Musa adalah seorang yang diperhadapkan dimana dia tidak lari atau menghindar dari situasi itu. Sampai di Mara, mereka menemukan air , tetapi air itu pahit rasanya. Musa harus bertindak merubah keadaan itu.

Gambaran kepahitan adalah bersungut-sungut. Bangsa Israel itu bersungut-sungut, “Apakah yang akan kami minum?”, ayat 24. Bagi mereka lebih baik bekerja pada orang mesir itu dengan makan kenyang daripada mati di padang gurun. Musa tidak terpengaruh oleh sungut-sungut mereka, dan juga tidak putus asa dengan keadaan yang sedang mereka hadapi. Musa menghadapi tantangan itu. Yang Musa lakukan adalah “Musa berseru-seru kepada Tuhan, dan Tuhan menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis”, ayat 25a. Musa akhirnya mampu mengatasi tantangan itu, oleh pertolongan Tuhan, air yang pahit itu berubah menjadi manis dan merekapun dapat meminum air itu.

Bagaimana dengan kita ? Ketika kita diperhadapkan kepada situasi atau kondisi yang tidak menyenangkan, mungkin menyesakkan kita, mengecewakan, dan bahkan telah menyakiti kita. Apakah kita harus bersungut-sungut, menyalahkan orang lain, lari atau menghindar ?

Sebagai orang percaya kita harus berani menghadapi setiap tantangan dalam kehidupan kita, seperti Musa, ia mengambil sikap untuk berseru-seru, yaitu berdoa kepada Tuhan, meminta petunjuk, meminta pertolongan, dan meminta jalan keluar dari masalah.

“Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kau ketahui” Yer 33:3

Hadapilah segala keadaan, dan majulah, jangan mundur, yaitu dengan berdoa, menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan, maka pastilah Tuhan akan menjawab kita, memberikan jalan keluar dan pertolongan pada kita. Tuhan selalu mendengarkan setiap orang yang berseru kepada-Nya. Sekalipun orang memusuhi kita, menipu kita, ingatlah, bahwa Tuhan sanggup mengubah itu menjadi baik. Di dalam Tuhan ada pemulihan.

“Jikalau Tuhan berkenan dengan jalan seseorang, maka musuh orang itupun didamaikan-Nya dengan dia” Ams 16:7

“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan” Kej 50:20a

Mampukah kita menjadi pelaku perubahan itu? Tatkala kita diperhadapkan pada kondisi yang menyakitkan, mampukah kita membuatnya menjadi sukacita? Menghadapi kemarahan seseorang mampukah kita menjadi pembawa damai? Menghadapi sakit-penyakit, atau masalah lainnya, mampukah kita untuk tetap bertahan dan bersabar untuk menerima pemulihan dari Tuhan?

Kita pasti mampu menghadapi setiap tantangan, jikalau kita berserah pada Tuhan. Setiap perubahan dapat terjadi dalam hidup kita menjadi lebih baik, karena campur tangan Tuhan.

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” Fil 4:13

.
3.Harus Berjalan Dengan Iman

Iman bukanlah suatu tindakan asal nekad melangkah, akan tetapi iman adalah tindakan yang yakin akan Firman Allah terjadi dalam hidup kita. Janganlah sandarkan iman kita pada apa yang ada pada kita, tetapi tetaplah sandarkan hidup kita kepada Firman Tuhan.

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” Yer 29:11

“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” Ams 23: 18

Tuhan sangat tahu kalau air di Mara itu pahit rasanya, tetapi Tuhan mau lihat tindakan mereka, masihkah mereka tetap punya iman, iman kepada Tuhan. Tuhan yang telah mengadakan mujzat bagi mereka untuk menyeberangi laut Tiberau. Tidak akan dibiarkannya mereka mati karena kehausan di padang gurun itu, sebab Dia selalu punya jalan saat tiada jalan. Tindakan iman dari Musa ialah ia berseru-seru kepada Tuhan. Musa yakin bahwa pertolongan hanya datang dari Tuhan saja. Seruan Musa itu telah mampu menghidupkan kuasa Allah. Sepotong kayu yang Musa lihat itu tidak bisa mengubah air pahit itu menjadi manis. Kayu itu hanyalah media saja yang dipakai Allah.

Hal ini menggambarkan bahwa ada sebuah tindakan yang harus Musa lakukan terlebih dahulu, sebelum melihat mujizat terjadi, yaitu air pahit berubah jadi manis oleh karena kuasa Allah.

Tuhan menjaga, Tuhan memelihara dan Tuhan akan menyembuhkan kita , asalkan kita tetap percaya dan melakukan apa yang difirmankan-Nya bagi kita. Karena itu dalam segala kesedihan atau kesesakan yang kita alami dalam kehidupan kita, janganlah bersungut-sungut, jangan biarkan masalah membuat kita bersedih hati atau tawar hati, agar kita tidak menjadi lemah dan putus asa, lebih baik kita berdoa dan melakukan FirmanNya.

“Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu” Ams 24:10

.
4. Hidup Dipenuhi Dengan Janji-Janji Allah

Di sana Tuhan memberikan janji-Nya kepada bangsa Israel itu. Apa yang telah dijanjikan-Nya pasti akan digenapi-Nya karena Tuhan tidak pernah mengingkari janji-Nya. Janji-Nya itu adalah ya dan amin.

“Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit manapun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku Tuhanlah yang menyembuhkan engkau” Kel 15:26

Melalui janji ini, Tuhan menghendaki supaya bangsa Israel tetap percaya kepada-Nya, dengan memegang janji Tuhan untuk menghadapi setiap tantangan ke depan. Dalam ayat 27 dicatat, sesudah itu, yaitu setelah melewati semua itu, bangsa Israelpun tibalah di Elim, di sana terdapat dua belas mata air, dan tujuh puluh pohon korma. Sekalipun harus melewati padang gurun, seharusnya bangsa Israel tetap percaya pada Tuhan, pada Janji-Nya. Akhirnya sampai juga mereka ke Elim, suatu tempat yang indah, di sini mereka menikmati berkat yang telah tersedia.

Meskipun masalah sedang melanda rumah tangga, pekerjaan, pelayanan kita dan lain-lain, kita dapat tetap teguh berdiri, karena kita memiliki janji-janji Allah dalam hidup kita. Janji-janji Allah itu merupakan sebuah tujuan yang harus kita capai. Mengapa kita saat ini dapat tersenyum, meskipun masalah ada, kita tak perlu harus cemas, khawatir, takut, dan gelisah akan segala sesuatu?

Jawabannya adalah karena orang percaya memiliki kepastian tentang janji-janji Allah dalam hidupnya. Kita tetap kuat, tegar dan sabar karena janji-janji yang telah diberikan-Nya bagi kita. Karena janji-janji Allah itulah yang memberi kita kekuatan, pemulihan, kesembuhan, sukacita, damai sejahtera, kesempatan, masa depan yang penuh harapan, dan keselamatan. Oleh karena itu maka, kita dapat tetap melangkah dengan pasti dalam kehidupan ini.

Adakah janji-janji Allah yang telah saudara terima ? Jika ya, Puji Tuhan, peganglah janji itu, dan tetaplah percaya pada janji-Nya itu. Janji-Nya itu akan muncul seperti fajar pagi hari.
Jika saudara belum menerima janji Tuhan dalam hidupmu, berdoalah sekarang, dan biarlah tuntunan Roh Kudus membimbingmu dalam membaca Firman Tuhan, untuk memukan janjiNya itu bagimu, sesuai dengan kebutuhanmu saat ini.

Penuhilah hidup kita dengan janji-janji Allah. Daud dalam masa kesusahannya, telah mengalami kekuatan karena ada janji-janji Tuhan.

“Hidupkanlah aku sesuai dengan janjiMu. Inilah penghiburanku dalam sengsaraku, bahwa janji-Mu menghidupkan aku. Aku gembira atas janji-Mu, seperti orang yang dapat banyak jarahan”, Maz 119:154b,50 dan 162.

Firman Tuhan itu akan mendatangkan penghiburan, harapan dan kekuatan bagi setiap orang yang percaya, ketika sedang mengalami kesusahan. Sebab Firman Tuhan itu hidup dan aktif oleh kuasa Allah untuk memulihkan setiap orang yang percaya kepada Firman-Nya.

Meskipun hidup ini susah diprediksi dan banyak tantangannya, tetaplah beriman dan melakukan Firman Tuhan, serta penuhi hidup kita dengan janji-janji Tuhan. Apa yang difirmankan-Nya pasti digenapinya dalam hidup kita. Percayalah. Tuhan memberkati saudara.
Luk.12:35 "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala."
Saudaraku, ini adalah sesuatu yang unik dan menarik. ternyata Tuhan Yesus sangat memperhatikan keberadaan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dia sangat memperhatikan saudara dan saya sampai hal-hal yang kecil sekalipun. Bayangkan, Tuhan Yesus memperhatikan kalau saudara pakai ikat pinggang atau tidak! saya tertarik denga

n ikat pinggang ini. di dunia olahraga bela diri, ikat pinggang digunakan untuk menentukan keahlian seseorang. kalau dia masih pemula, tentu dia pakai yang warna putih. kalau dia sudah ahli, tentu sudah sabuk hitam. sabuk menandakan kualitas seseorang dalam dunia bela diri. ada yang sudah bergelar dan 1, dan 2, dsb. tapi katanya, kalau yang datang itu dan kawan-kawan, takut juga dia. masalah terjadi kalau ada yang masih sabuk putih tapi coba-coba pakai sabuk hitam, atau seseorang yang seharusnya sudah sabuk hitam, tapi lambat belajar, jadi terus-menerus di sabuk putih. kita semua tahu bahwa ikat pinggang adalah lambang kebenaran. masalah yang terjadi apabila ada yang sudah lama dalam kebenaran, seharusnya sudah sabuk hitam, tapi kehidupannya tetap sabuk putih, tabiatnya tidak menunjukkan kebenaran yang diakuinya. Tuhan mau kita hidupkan kebenaran sesuai dengan level ikat pinggang kita. jangan coba berjalan dengan baju longgar lalu tidak pakai ikat pinggang karena pasti saudara akan dipermalukan. banyak umat Tuhan yang mengaku punya ikat pinggang kebenaran, tapi kehidupan mereka mempermalukan nama Tuhan. mereka menganggap bahwa mereka sedang mengenakan ikat pinggang, padahal ikat pinggangnya sudah ketinggalan di rumah. di mobil saya, saya pakai stiker GMAHK. kalau dulu, ada orang yang bawa kendaraan sembarangan, hampir menabrak mobil saya, saya langsung keluarkan kata-kata amarah, tapi sejak ada stiker GMAHK di mobil saya, maka saya harus lebih sedikit bersabar hehehe, karena nanti nama Gereja yang dipermalukan. mungkin stiker itu jadi pengingat ya? tapi sebenarnya, ada stiker atau tidak, kita harus tetap menyadari identitas kita sebagai anak-anak Tuhan.
sekarang ini ada masalah lain lagi dengan ikat pinggang, dan ini lebih berbahaya. banyak ibu-ibu dan para wanita muda yang mengenakan ikat pinggang, tapi tidak ada fungsinya, alias hanya sekedar asesoris. nah, disini bahayanya. kalau umat Tuhan, orang Kristen, menjadikan kebenaran hanya sebagai asesoris, ini yang bahaya. yang penting orang tahu dia kristen, orang advent, selalu hadir di gereja, alim, tapi dirumah, ditempat-tempat tertentu dia lalim dan lebih kasar dari para penjahat.
kebenaran yang hanya asesoris...ini sama dengan munafik. ini sama dengan penduduk sodom yang mau tinggal di Yerusalem, warga neraka yang pura-pura jadi warga surga. jangan malu membawa ikat pinggang (kebenaran) dalam kehidupan kita sehari-hari...
bagian kedua yang dinyatakan Tuhan Yesus adalah pelita/lampu harus menyala. raja Daud berkata, FirmanMu adalah pelita bagi kakiku dan terang pada jalanku. (Mzm.119:105). ayat ini memberi indikasi bahwa firman Tuhan itu sangat penting ada kepada kita ketika kita melangkah setiap hari. apa sebenarnya peran firman? dalam Kejadian pasal 1 kita mendapati bahwa langit dan bumi ini ada karena firman Tuhan. menurut Paulus, apa peran firman? Ibr.1:3 "Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan MENOPANG SEGALA YANG ADA DENGAN FIRMANNYA YANG PENUH KEKUASAAN."
perhatikan fungsi firman,"Menopang segala yang ada". saya tidak tahu berapa berat bumi kita, berapa berat tata surya kita, berapa berat alam semesta ini, yang pasti sangat berat, ternyata hanya ditopang oleh firman Allah. apabila Tuhan menarik firmanNya yang menopang, sebagaimana dalam nubuatan, bahwa akan ada kelaparan, bukan kelaparan akan makanan melainkan firman, maka langit akan tergulung seperti kertas, kiamat akan terjadi. bila kuasa firman ditarik, alam semesta ini akan hancur karena firman itulah yang menopang alam semesta ini. mari kita ambil aplikasi praktis. dalam rumah tangga-rumah tangga umat Tuhan, banyak bapak-bapak dan ibu yang tampan dan cantik-cantik. bayangkan kalau mereka keluar rumah dengan tidak ada firman. pasti rumah tangga hancur, banyak perselingkuhan. masyarakat rusak dengan kerusuhan, karena tidak ada atau kekurangan firman, gereja, jemaat kacau karena umat Tuhan kehilangan kuasa firman. banyak hal yang indah dalam hidup kita akan rusak bila tidak ada pelita atau firman Allah. orang tidak akan dapat membedakan antara terang dengan gelap, benar dengan yang salah dan kehancuran serta penderitaan adalah akibatnya.
mari kita ambil aplikasi yang lain dari kuasa firman ini. kalau langit dan bumi, tata surya, bahkan alam semesta kita yang maha luas dan berat ini mampu ditopang oleh firman, beban apa dalam hidupmu yang tidak mampu dipikul oleh firman itu? masalah apa dalam hidup saudara yang tidak ada jawaban di dalam firman Allah? renungkan itu...bersyukurlah karena Tuhan Yesus Kristus menasihatkan kita untuk menjaga 2 hal ini, ikat pinggang dan pelita. Tuhan memberkati...shalom

Minggu, 12 Juni 2011

PENJELASAN ROMA PASAL 14


Dalam mempelajari suatu pasal dalam Alkitab, adalah penting untuk memperhatikan bukan hanya apa yg dikatakan oleh pasal itu, tapi juga apa yg tersirat didalamnya.  Dalam beberapa kasus, kadang-kadang hal yg tersirat lebih penting dari apa yg tertulis.
1.       Paulus tidak sedang menyerang ajaran Alkitab.
Beberapa orang dari penerima surat ini tampaknya percaya bahwa seseorang harus bertarak dari makanan daging dan minum anggur (Rm.14:2,21).  Perjanjian Lama tidak menuntut setiap orang untuk tidak makan daging sama sekali.  Larangan yg ada hanyalah untuk daging binatang tertentu (Im.11).  Perjanjian Lama juga tidak menganggap jus anggur haram, hanya dikatakan bahwa Imam besar dan seorang nazir dilarang mengkonsumsinya.  Masalah disini bukanlah mengenai makanan haram (bah.Grika ‘akhatartos’), tapi hanya mengenai makanan biasa (bah.Grika ‘koinos’, kata yg digunakan dalam ayat 14) yg tidak tepat untuk dimakan pada situasi tertentu.
2.       Paulus tidak mendiskusikan masalah hari Sabat.
Paulus mengatakan bahwa orang-orang yg lemah imannya menganggap hari yg satu lebih penting dari hari yg lain, tapi tidak menyatakan alasannya mengapa, dan tidak ada pernyataan Paulus yg menyatakan apa yg harus dibuat pada hari itu, atau mengapa hari itu menjadi penting.  Apapun itu, orang yg kuat imannya menganggap semua hari sama saja keadaannya dan tidak diragukan bahwa penerima surat Paulus mengerti dengan jelas apa maksudnya.  Tidak ada dasar dari ayat-ayat ini yg menyatakan mengenai hari Sabat dalam 10 hukum Allah.  Paulus sedang berusaha memberi jalan keluar kepada masalah di dalam jemaat dimana adanya perbedaan pendapat, namun tidak membahayakan injil, dan tidak membatalkan kehendak Allah dalam hal makanan ataupun hari Sabat, karena itu ia tidak mempersalahkan salah satu pihak, namun dengan bijaksana memberikan nasihat supaya anggota jemaat saling menerima perbedaan pendapat dalam kasih Kristen.  Paulus tidak sedang menuliskan hal ini karena adanya nabi palsu didalam jemaat yg membawa ajaran yg menyesatkan.
Jadi, ayat-ayat disini yg berbicara mengenai memilih untuk tidak makan dan memilih hari yg lebih baik, sebenarnya hanyalah berbicara mengenai perdebatan anggota jemaat untuk menentukan hari apa dan makanan apa yg tidak boleh mereka konsumsi ketika sedang merencanakan untuk berpuasa.  Doktrin puasa bagi kita adalah diserahkan bagi masing-masing, bukan harus pada hari tertentu atau harus tidak makan makanan tertentu.  Beberapa orang menganggap hari-hari tertentu itu baik untuk berpuasa, sementara orang yg lain menganggap sembarang hari boleh berpuasa.  Disinilah letak masalahnya.  Jemaat pada zaman Paulus adalah jemaat mula-mula yg sedang berkembang baik dalam jumlah maupun ajarannya.  Berpuasa menjadi salah satu topik pembahasan penting dalam jemaat.  Ada satu dokumen yg ditulis pada abad ke-2 yg meminta orang percaya untuk berpuasa pada hari Rabu dan Jumat dan bukan pada hari Senin dan Kamis yg merupakan kebiasaan orang Yahudi (didache 8.1), karena orang Yahudi tidak berpuasa pada hari Sabat.
                                                                                                Salam Kasih, Pst.S.Tuegeh