Selamat datang di



blog saya. Ini adalah



sekedar



menyalurkan hobi



saya untuk menulis

Selasa, 11 Januari 2011

Apakah kita harus bertelut setiap kali berdoa dalam ibadah di gereja?


Begitu sering anggota-anggota gereja ditanya mengenai cara berdoa yg benar dalam ibadah-ibadah kita, khususnya di dalam gereja.  Apakah kita harus berdoa dengan cara bertelut di dalam gereja, ataukah kita bisa juga berdoa dengan berdiri ataupun duduk?
            Masalah ini muncul dengan adanya anggota-anggota gereja yg mengajarkan bahwa semua doa dalam ibadah di gereja harus dibawakan dengan cara bertelut.  Tentunya hal ini menjadi sesuatu yg sangat penting, karena kita ingin benar-benar yakin tentang posisi kita ketika berdoa.  Semoga pembahasan ini dapat membantu membuka wawasan dan pemahaman kita.
            Informasi Alkitab.
            Menurut pandangan Alkitab, doa dilayangkan kepada Allah oleh umat-Nya dalam situasi dan cara yg berbeda-beda.  Saya hanya berusaha meringkaskan saja beberapa informasi diantaranya.
  1. Doa bertelut.
Ada banyak contoh orang berdoa kepada Allah dengan bertelut, sehingga hal ini memberi indikasi bahwa berdoa dengan cara ini adalah sesuatu yg umum dan biasa dilakukan.  Daniel berlutut tiga kali sehari dalam doa (Dan.6:11).  Stefanus berlutut dan berdoa sebelum ia mati sebagai martir (Kis.7:60).  Petrus berlutut dan berdoa untuk membangkitkan Tabita (Kis.9:40).  Paulus berlutut dan berdoa bersama para penatua jemaat (Kis.20:36).  Paulus sujud kepada Bapa (Ef.3:14).
Jadi berdoa dengan berlutut adalah suatu pernyataan penyerahan diri kepada Allah.  Para penyembah dengan sukarela menjatuhkan dirinya ke atas debu, darimana manusia itu diciptakan, menyerahkan kehidupan mereka kepada Allah dalam doa.
  1. Doa berdiri.
Berdiri dihadapan Tuhan untuk berdoa adalah juga suatu sikap yg biasa dilakukan dan bahkan lebih dikenal dibandingkan dengan bertelut.  Salah satu kisah yg sangat mengesankan  ditemukan dalam 2 Taw.20 dimana doa bersama dilaksanakan.  Ketika Yehuda akan diserang oleh gabungan tentara Moab dan Amon, Yosafat memanggil bangsa itu untuk berdoa.  Ia berdiri dihadapan bangsa itu di rumah Tuhan dan berdoa untuk pembebasan sementara bangsa itupun berdiri dihadapan Tuhan (2 Taw.20:5,13).  Hana berdoa sambil berdiri dihadapan Tuhan, dan Tuhan menjawab doanya (1 Sam.1:26).  Ayub juga berdoa sambil berdiri (Ay.30:20).  Orang-orang Yahudi biasa berdoa dengan berdiri di Sinagog2 dan dipinggir jalan untuk menunjukkan kesalehan mereka.  Yesus mempersalahkan kesombongan mereka tetapi bukan cara berdoa dengan berdiri (Mat.6:5).  Justeru Yesus berkata kepada para murid-Nya,”Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yg di Sorga mengampuni kesalahan2mu.”  Mark.11:25.  Berdiri dalam doa menekankan hak istimewa kita untuk mendekat kepada Allah untuk memohon kepada-Nya dengan suatu jaminan bahwa Ia dapat menjawab doa2 kita.  Pada zaman PL, mereka yg diizinkan untuk berbicara dengan raja biasanya berdiri dihadapannya dan menyampaikan permohonan mereka (Es.5:2).  Berdiri dalam doa berarti kita mengakui Allah sebagai Raja alam semesta, sehingga sikap kita itu merupakan suatu hak istimewa untuk memohon belas-kasihan-Nya.
  1. Doa duduk.
Berdoa ketika sementara duduk jarang ditemukan dalam Alkitab, namun bukan berarti tidak pernah dilakukan.  Daud duduk dihadapan Tuhan dan berdoa (2 Sam.7:18).  Ini merupakan sikap berdoa dari seseorang yg mencari instruksi dari Allah, melalui nabi-Nya.  Misalnya, pengalaman Elisa dengan para nabi (2 Raj.4:38),  pengalaman Yehezkiel sebelum kekuasaan Allah meliputinya (Yeh.8:1, 33:31), sehingga mereka siap untuk melayani.
  1. Doa sambil berbaring.
Kita juga menemukan dari Alkitab kisah dimana orang berdoa sambil berbaring.  Sementara berbaring, mereka mengingat Tuhan dan bermeditasi ( Mzm.4:1-4; 63:7).  Kadang-kadang, seseorang akan sujud di atas tempat tidurnya dan berdoa kepada Tuhan (1 Raj.1:47).  Berdoa ketika sedang berbaring menekankan pada doa sebagai suatu kesempatan untuk merenungkan kebaikan Tuhan dan untuk mencari pertolongan-Nya.  Ini merupakan suatu tindakan pribadi dari seorang yg saleh.
  1. Doa sambil bersujud.
Ketika seseorang bersujud, dia menelungkup secara horizontal dan wajahnya mencium tanah, sambil kedua tangannya direntangkan di atas tanah.  Sangat jarang tindakan sujud seperti ini dihubungkan dengan doa.  Tetapi hal ini juga pernah dibuat ketika berdoa.  Misalnya tindakan raja Salomo dalam 1 Raj.1:47 dan pengalaman Yesus sendiri di Getsemani (Mark.14:35).  Tindakan sujud seperti ini merupakan expresi kerendahan hati dan tunduk kepada sesuatu yg lebih tinggi.  Misalnya, seseorang yg mencari pertolongan dari seorang raja akan sujud dihadapannya dalam sikap tunduk dan memiliki ketergantungan penuh.  Misalnya, tindakan dari seorang perempuan Tekoa (2 Sam.14:4).  Tindakan ini juga merupakan tindakan penghormatan kepada raja, sebagaimana yg dilakukan Yoab dalam 2 Sam.14:22.  juga merupakan suatu tindakan hormat, sebagaimana yg dilakukan Saul ketika berada di En-dor (1 Sam.28:14).  Dalam konteks keagamaan, tindakan ini merupakan suatu tindakan penyembahan, sebagaimana yg dilakukan raja Yosafat (2 Taw.20:18).  Ini adalah suatu tindakan yg menyatakan bahwa Allah adalah sumber kehidupan dan Allah adalah satu-satunya yg dapat memelihara kehidupan kita.  Misalnya pengalaman Musa (Bil.16:45), pengalaman Yosua (Yos.7:6).  Inipun adalah suatu tindakan yg dianjurkan raja Daud untuk menyembah Allah (Mzm.95:6).  Tindakan untuk sujud menyembah ini adalah sesuatu yg paling umum dan banyak dibuat juga oleh bangsa-bangsa kafir yg menyembah berhala.  Saat ini, tindakan sujud menyembah ini tidak lagi menjadi bagian dari penyembahan orang Kristen dalam gereja, karena kita percaya bahwa Allah tidak tinggal secara permanen lagi dalam gereja, seperti Allah tinggal dalam kaabah pada zaman bangsa Israel.  Tetapi kita percaya bahwa kita dapat mempunyai jalan masuk kepada Allah melalui Yesus Kristus, sehingga kita harus menyembah Allah dalam roh dan kebenaran (Yoh.4:21-24).
      Dari apa yg telah kita pelajari ini, kita dapat melihat bahwa cara berdoa dalam Alkitab menyatakan bahwa tidak ada satu cara berdoa yg merupakan satu-satunya cara yg harus dilakukan supaya Allah mendengar doa-doa kita.  Cara berdoa itu penting dalam arti bahwa cara itu merupakan ekspresi atau pernyataan secara luar dari penghormatan, apa yg dirasakan di dalam hati dan komitmen kepada Allah namun Alkitab tidak menekankan bahwa itu hanya dapat di buat dalam satu cara, misalnya dengan bertelut atau berdiri di dalam gereja, melainkan dapat dilakukan dalam berbagai cara.  Alkitab dengan jelas menunjukkan cara-cara yg berbeda yg dapat dilakukan ketika seseorang itu berdoa kepada Allah.  Segala usaha untuk memilih salah satu cara berdoa dan menyatakan bahwa itu adalah satu-satunya cara berdoa yg berkenan kepada Allah tidaklah didukung oleh Alkitab.
      Tulisan2 Mrs.White.
      Ellen G.White menekankan berdoa dengan bertelut dan mendorong kita untuk melakukannya.  Dia menuliskan,”Baik dalam ibadah umum maupun pribadi, adalah merupakan hak istimewa kita untuk bertelut dihadapan Tuhan ketika kita membawakan permohonan-permohonan kita kepada-Nya.”  GW 178.  Disini kita melihat bahwa tindakan untuk bertelut adalah merupakan suatu hak istimewa dan bukan merupakan suatu beban yg diharuskan kepada kita.  Tindakan bertelut itu menunjukkan ketergantungan kita kepada Allah (2 SM 312).  Namun, kutipan-kutipan seperti ini tidak harus digunakan untuk mengajarkan bahwa hanya tindakan bertelutlah satu-satunya cara berdoa yg tepat dan berkenan kepada Tuhan dalam ibadah-ibadah umum.  Mrs.White menyatakan dengan jelas akan hal ini.  Ia mengatakan bahwa kita tidak perlu selalu harus bertelut untuk berdoa (MH 510,511).  Ketika berpartisipasi dalam ibadah umum, Mrs.White sendiri beberapa kali meminta jemaat untuk berdiri dan membawakan doa penyerahan (3 SM 268,269), dan ia juga pernah melakukan hal itu dalam posisi sedang duduk (3 SM 267,268), dan pernah juga dalam posisi bertelut (1 SM 148,149).  Kita harus mengakui bahwa menurut Mrs.White, bertelut bukanlah satu-satunya cara yg eksklusif untuk berdoa di dalam gereja.  Dalam kehidupan pribadinya, Mrs.White bahkan pernah berdoa ketika sedang duduk di tempat tidur (RH Dec.13, 1906).

KESIMPULAN.
      Melalui penyelidikan dari Alkitab dan Roh Nubuat, kita mendapati bahwa ada cara yg berbeda-beda untuk berdoa, dan pentingnya salah satu cara itu tidaklah menghilangkan cara-cara yg lain.  Dalam ibadah di gereja-gereja kita, GMAHK melakukan doa ketika sedang duduk, berdiri, dan bertelut.  Dengan mengakui bahwa Allah menghendaki keteraturan, maka merupakan suatu hal yg penting ketika orang-orang percaya berkumpul untuk menyembah Allah, maka kita semua mengikuti liturgi yg sudah biasa kita lakukan dalam ibadah-ibadah kita.  Mereka yg berdoa dengan sikap bertelut dalam gereja, sementara anggota-anggota yg lain diminta untuk berdiri dan berdoa, sedang menunjukkan suatu sikap saleh dalam suatu cara yg dipertanyakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar